Pernah Ngerasa Semua Skincare Rasanya Nggak Ada yang Cocok?

Bisa jadi penyebabnya bukan produknya, tapi riwayat kulit yang pernah menggunakan skincare keras seperti krim etiket biru dengwan waktu yang cukup lama tanpa pengawasan dari dokter atau tanpa kaedah ilmu pengetahuan dan etika penggunaan, dan mungkin pemulihan yang belum tuntas.

dr. Rizqi Aminia

12/14/20251 min read

Banyak orang merasa semua skincare jadi “tidak cocok” setelah mencoba berbagai produk. Kulit mudah merah, perih, atau beruntusan—lalu kesimpulannya sederhana: kulitku memang sensitif atau skincarenya nggak cocok.

Padahal, pada banyak kasus, masalahnya bukan di produk yang dipakai sekarang, melainkan riwayat kulit di masa lalu.

Kulit yang pernah terpapar krim racikan atau krim etiket biru berbasis steroid, apalagi tanpa pengawasan dan literasi yang cukup, bisa mengalami perubahan cara kerja alami kulit. Skin barrier menjadi lebih rapuh, respon inflamasi lebih mudah aktif, dan toleransi terhadap bahan aktif pun menurun.

Dalam kondisi seperti ini, bahan skincare yang secara ilmiah aman dan bermanfaat—termasuk niacinamide atau ceramide —bisa terasa “menyengat” atau memicu reaksi. Bukan karena bahannya salah, tetapi karena kulit belum benar-benar pulih.

Penting untuk dipahami:
ini bukan kesalahan dokter, bukan pula kesalahan pasien. Yang sering terjadi adalah ketidaktahuan kita terhadap risiko penggunaan bahan keras bersteroid dan strategi pemulihan kulit yang tepat setelahnya.

Pemulihan kulit bukan soal mencari produk yang “paling aman”, tapi soal membaca ulang kondisi kulit, memahami riwayatnya, dan memberi waktu serta pendekatan yang sesuai.

Takeaway:
Sebelum menyimpulkan “skincare tidak cocok”, ada baiknya kita bertanya lebih dalam: apa yang pernah dialami kulit kita sebelumnya, apakah aku pernah menggunakan krim racikan atau etiket biru dalam waktu yang cukup lama tanpa pengawasan dari dokter atau tanpa kaedah ilmu pengetahuan dan etika penggunaan?