Apa Itu Dermatitis Perioral? Penyebab, Gejala, dan Cara Pemulihan

Kondisi kulit sensitif yang sering muncul setelah penggunaan krim bersteroid atau perawatan yang salah kaprah. Di sini, kami menjelaskan penyebab, gejala, dan prinsip pemulihan berbasis ilmu, agar Anda dapat memahami kondisi kulit dengan lebih tenang dan terarah sebelum memulai healing journey bersama RA Clinic+.

dr. Rizqi Aminia

12/11/20252 min read

Mengenal Dermatitis Perioral (DPO): Bukan Jerawat Biasa

Dermatitis Perioral (DPO) adalah kondisi peradangan kulit yang umumnya muncul di area sekitar mulut, dagu, hidung, dan dalam beberapa kasus juga di sekitar mata. Kondisi ini sering ditandai dengan ruam kemerahan, sensasi panas atau perih seperti terbakar, serta munculnya bintik-bintik kecil mirip jerawat yang terasa tidak kunjung membaik.

Meski tampilannya sekilas menyerupai jerawat, DPO sebenarnya bukan jerawat biasa. Secara medis, DPO termasuk dalam kelompok dermatitis—gangguan pada lapisan kulit yang menyebabkan inflamasi kronis dan melemahnya fungsi skin barrier.

Apa yang Sering Menjadi Penyebab DPO?

Dalam praktik klinis, DPO paling sering berkaitan dengan penggunaan krim atau obat yang mengandung steroid, baik dosis tinggi maupun rendah. Termasuk di dalamnya krim racikan atau krim “etiket biru” yang banyak beredar bebas, sering kali tanpa edukasi dan pengawasan yang memadai.

Steroid memang dapat memberikan efek yang tampak “instan”: kulit terlihat lebih cerah, halus, dan tenang dalam waktu singkat. Namun pada penggunaan jangka panjang, efek ini dibayar mahal. Kulit perlahan menipis, keseimbangan microbiome terganggu, dan sistem pertahanan kulit melemah. Yang paling berisiko, kulit dapat menjadi bergantung pada steroid tersebut.

Ketika pemakaian dihentikan, kulit sering mengalami rebound flare—reaksi balik berupa kemerahan hebat, sensasi panas, dan breakout yang terasa jauh lebih parah dari kondisi awal. Inilah sebabnya banyak pasien merasa wajahnya menjadi sangat sensitif dan “tidak bisa menerima apa pun” setelah berhenti dari krim tersebut.

Dalam narasi klinis internal RA Clinic+, hal ini dirangkum dengan sederhana namun tegas:

“Akar masalah pasien sering bukan jerawat, tapi kulit yang kehilangan keseimbangan karena racikan atau krim steroid.”

Dermatitis Perioral adalah salah satu manifestasi paling umum dari kondisi ini.

Bagaimana DPO Biasanya Terlihat?

Pasien dengan DPO umumnya mengalami kombinasi gejala yang cukup khas. Kulit di sekitar mulut atau hidung tampak merah dan meradang, disertai rasa panas, perih, atau seperti terbakar. Muncul bintik-bintik kecil menyerupai jerawat atau pustule, namun tanpa perbaikan signifikan meski sudah mencoba berbagai produk.

Kulit sering tampak kering, tetapi di saat yang sama menjadi sangat sensitif. Hampir semua skincare terasa “tidak cocok”, dan flare dapat muncul berulang serta sulit sembuh. Ciri lain yang cukup sering ditemui adalah riwayat “glowing instan” selama menggunakan krim tertentu, lalu diikuti kerusakan kulit yang nyata setelah krim tersebut dihentikan—pola klasik pada dermatitis akibat steroid.

Mengapa DPO Kerap Disalahartikan sebagai Jerawat?

Karena tampilannya mirip jerawat, banyak pasien mengira DPO adalah jerawat biasa. Akibatnya, pendekatan yang diambil pun serupa: menggunakan skincare anti-jerawat, mencoba treatment agresif, atau menambah exfoliating dan bahan aktif keras.

Sayangnya, pendekatan ini justru sering memperburuk kondisi. Pada DPO, masalah utamanya bukan produksi minyak berlebih atau bakteri, melainkan kerusakan skin barrier dan ketidakseimbangan microbiome kulit. Semakin keras kulit “ditekan”, semakin kuat pula respon inflamasi yang muncul.

Apakah Dermatitis Perioral Bisa Sembuh?

Jawabannya: bisa. Namun penting untuk dipahami bahwa pemulihan DPO bukan proses instan.

Kulit membutuhkan waktu untuk menstabilkan kembali microbiome-nya, memperbaiki skin barrier yang rusak, serta menurunkan inflamasi secara bertahap. Pada banyak kasus, kulit juga harus melalui fase withdrawal dari steroid—sebuah fase yang menantang, baik secara fisik maupun emosional.

Inilah mengapa RA Clinic+ memosisikan diri bukan sebagai klinik estetika biasa, melainkan sebagai Cosmeceutical Skin Recovery Clinic. Fokusnya bukan pada hasil cepat, tetapi pada pemulihan kulit yang aman, ilmiah, dan berkelanjutan—dengan kesabaran, edukasi, dan pendampingan manusiawi di setiap tahap perjalanan.